Headlines News :
Home » » #SiAa_&_PaUstadz

#SiAa_&_PaUstadz

Written By Ujang Saripudin DQ on Senin, 24 Maret 2014 | 03.23



Alhamdulillahirabbilalamin ala kuli hal’ Segala puji bagi Alloh tuhan semesta alam atas segala keadaan, baik dalam keadaan susah-senang dalam keada segar bugar maupun letih lelah. Rasanya bahagia sekali dihati saya saat ini, ada rasa sukur dihati ini dalam perjumpaan kita ketika dikelas. Seharian kita berbincang, berdiskusi, mendengarkan ceramah para dosen dari A sampai Z dalam majelis ilmu ini “PGSD” Perkenankanlah saya pada kesempatan ini, bercerita tentang 2 orang yang sedang curhat tentang suatu hal. Tentunya kita tidak asing dengan “ Curhat bareng AA dan mamah Dedeh “ maka pada coretan saya kali ini ijinkan saya bercerita tentang curhatan seorang pemuda pada ustadnya. “ si Aa dan Pak Ustadz “ Disini si Aa kita anggap sebagai konseli dan sang Ustad sebagai konselornya. mungkin Istilah akademisnya Bimbingan Konseling ya!!!! Hahaha…

 Saya ingin bercerita tentang 2 orang ini , Sebenarnya bukan 2 orang tetapi yang ingin saya tulis disini adalah perbicangan 2 orang ini. Pada susatu malam datang seorang pemuda bersama belasan pemuda lainnya pada sebuah majlis yang rutin di adakan setiap malam ahad, setelah pengajian selesai si Aa ini tak beranjak juga meninggalkan tempat duduknya seperti rekan lainya yang berhamburan keluar setelah berpamitan pada sang ustadz. Setelah diyakini keadaan sepi Mulailah dia berani memperkenalkan diri, kemudian mereka berbinang-bincang ringan sekedar berbasa basi, kadang basa basi itupenting loh sebagai penghias pertemuan. Akan tetapi sang ustad tahu ada kegelisahan diwajah si Aa ini, sepertinya dia sedang menunggu agar telinga-telinga yg tidak diharapkan,agar jamah-jamaah lain benar-benar menjauh dari merka. Dari cara si Aa duduk dan menyapa tahulah sang ustadz bahwa si Aa sedang ada masalah yang sangat serius, sepertinya orang yang datang dengan wajah seperti itu ingin mencurahkan isi hati nya alias curhat.


 Setelah dirasa nyaman mulailah si Aa mengungkapkan permasalahnya. Aa : “ada keinginan besar untuk menikah akan tetapi orang tuanya belum mengijinkan. Padahal saya sudah betul-betul mantap untuk menikah, hidup seperti ini pak, rasanya.. rasanya… terlalu berat bagi saya sulit rasanya bagi saya untuk meredam gejolak untuk menikah” Si Aa pun bercerita banyak tentang masalah berat yang ia hadapi saat ini . si Aa sudah mencoba meredam keinginannya dengan berpikir bahwa menikah saat masa kuliah bukanlah pilihan terbaik, bahwa menikah saat kuliah adalah ide yang kurang tepat. Aa: “masalahnya saya ( dengan suara yg terbata) ..saya tertarik dengan teman sefakultas, saya memang tak bilang suka padanya dan saya juga tidak pacaran, tapi…. Saya tak sanggup menahan keinginan saya yang tak tertahankan untuk segera menikah, padahal orang tuanya belum rela kalau dia menikah sekarang” Sang ustadz pun hanya menarik napas dalam diselingi senyum tak terartikan maksudnya, kalimat yang baru saja diucapkan memang benar-benar menghimpit jiwanya, ada kelegaan diwajah siAa ketika dia bisa berterus terang, akan tetapi nampaknya ini belum cukup untuk meringankan bebean perasaannya . sejenak si Aa terdiam kemudian dia menarik napas berat Hm.. Hah… ( bukan asma ya!!!)

 Lanjutnya lagi : “ masalahnya juga pa, kalaupun orang tuanya mengijinkan saya tidak tahu apakah akwat itu juga mau menerima saya, saya rasanya khawatir kalau-kalau akhwat itu menolak saya, tidak mau menerima saya “#Nahloh. si Aa terdiam sejenak kemudian berkata lagi dengan pelan ; “ apakah saya sebaiknya berhenti kuliah saja pak ustadz?, soalnya saya khawatir hati saya makin keruh saja, kalau saya berhenti kuliah dan tidak bertemu lagi dengan dia kan lama-lama saya bisa melupakan dia ( asumsi si Aa seperti itu) sehingga saya tak harus terbebani, sekarang itu tidak mungkin pa, ketika kuliah sama-sama perasaan saya sungguh tak karuan, kalau saya duduk dibelakangnya mata ini tak hentinya memandang tapi kalau saya duduk didepan pikiran saya terus berkecambuk ‘ sedang apa ya dia dibelakang ???’ “ #hahaha…

 Sang ustadz pun prihatin mendengar ceritanya, masalah yang begitu berat dia hadapi akan tetapi sang ustadzpun Nampak begitu gemazzz…. Melihatnya, tak habis pikir sang ustadz kenapa sahabat kita yang satu ini dan juga sekian banyak rekan kita yang lain sibuk menakut-nakuti diri mereka sendiri. Mengapa mereka berasumsi bahwa nikah saat kuliah berarti mengakhiri masa depan yang cemerlang, mengurangi prestasi. Padahal sudah banyak contoh dihadapan kita bahwa yang sudah menikah saja bahkan sudah memiliki banyak anak berani untuk kuliah dan mereka menuai prestasi yang membanggakan namun disaat yang sama banyak diantara kita membiarkan diri kita tersiksa dengan menunda-nunda pernikahan. Jika kita memiliki orientasi akademis yang kuat, maka nikah yang betul-betul dilakukan secara SADAR tidak akan menjadi penghambat study. Memang bukan tidak akan ada masalah yang muncul dari nikah ketika kuliah tapi yakinlah ‘tidak ada masalah tanpa solusi’ Itu….. Kira-kira rekan PGSD punya saran ga buat masalah yg dihadapi si Aa ini, sebelum pak ustadz memberikan jawaban dari kegundahan si Aa ini? Mangga dishare…..


 Note:  Selamat kepada icha yang kemarin melangsungkan pernikahannya, semoga keluarga barunya sakinah, mawaddah juga warohmah ya!!!! Amin..  Terima kasih buat yang sekelompok sama saya tugas- tugasnya tolong dikerjakan ya! Hahaha… jumat-sabtu saya jarang masuk karna ada satu dan lain hal. Maap ya! (^_^)  Mohon maap jika coretan saya kali ini kurang berkenan, apabila ada kesamaan alur dan cerita ini suatu hal yang disengaja! #EhSalah tidak di sengaja maksudnya!!! Hehe…

 Hatur nuhun

Ujang saripudin
Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

Pergaulan Bebas Part 1

Manfaatkan Waktu

Jadwal Shalat

jadwal-sholat

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2013. TARBIYAH SANG MUJAHID - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template